Jumat, 16 November 2012

Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Bayi Baru Lahir




Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Bayi Baru Lahir



Mitos berasal dari bahasa Yunani yaitu μθοςmythos adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikaisi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.
Fakta berasal dari bahasa Latin yaitu factus ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya. Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun
Berikut beberapa mitos dan fakta sekitar perawatan bayi, diantaranya :


1.       Mitos: Bayi baru lahir perlu dipijat setiap hari
Fakta: Pemijatan hanya berguna jika dilakukan dengan benar dan tepat. Sebaiknya yang melakukan pijat adalah ibu si bayi sendiri. Tentu saja setelah mempelajari teknik memijat bayi dengan baik. Perlu diperhatikan kondisi si kecil, apakah ia sedang dalam keadaan nyaman dan sehat untuk dipijat. Selain itu perlu juga diperhatikan bahan-bahan atau minyak yang digunakan untuk memijat dapat membuat bayi alergi.

2.       Mitos: membedong bayi dapat memperkuat kaki atau membuat struktur kaki bayi menjadi lurus
Yang sebenarnya adalah sentuhan kulit ke kulit membuat bayi baru lahir, terutama bayi premature, lebih baik perkembangannya. Walaupun begitu, tidak diperlukan untuk memijatnya setiap hari. Yang perlu dilakukan adalah perbanyak sentuhan dan berkomunikasi dengan si kecil agar ia merasa nyaman dan aman.

3.       Mitos: makanan dan minuman yang manis membuat gigi berlubang
Fakta: Bahwa gigi menjadi berlubang diakibatkan tiga hal, yaitu kuman, suasana asam dan keduanya berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila makanan yang mengandung gula menetap pada sela gigi, kuman akan mengubahnya menjadi asam. Kondisi asam disertai bakteri yang juga menjadi aktif pada suasana asam, adalah penyebab utama dari gigi berlubang. Diawali dengan kerusakan pada lapisan email gigi, jika dibiarkan lama kelamaan gigi menjadi berlubang. Hal-hal yang dapat menyebabkan gigi berlubang antara lain adalah kebiasaan mengemut atau minum susu dengan botol sampai tertidur. Makanan manis tidak secara langsung menyebabkan gigi berlubang, tapi memudahkan pertumbuhan kuman penyebab kerusakan gigi jika tidak rajin membersihkan gigi dan mulut.

4.       Mitos: Jika anak rewel saat diberi ASI artinya ASI sedikit dan harus diganti susu botol
Fakta: ASI diproduksi sesuai dengan hisapan si bayi, jadi banyak sedikitnya ASI ditentukan oleh bayi sendiri. Bayi yang banyak minum ASI akan membuat produksi ASI meningkat. Jadi, sebenarnya tidak ada istilah ASI sedikit.
Bahwa kondisi tertentu mungkin dapat mengurangi produksi ASI, seperti jika ibu menyusui mengkonsumsi obat-obatan tertentu, stress atau tidak tenang saat menyusui, sedang sakit dan sebagainya. Di sisi lain, bayi mungkin merasa tidak nyaman saat menyusu karena posisi yang kurang nyaman, puting susu yang cenderung masuk ke dalam, ASI yang memancar terlalu kencang atau ia sedang tidak lapar, sedang tidak enak badan dan sebagainya..

5.       Mitos: Air susu ibu (ASI) sebagai makanan yang komplit sampai usia si kecil satu tahun
Fakta: ASI sangat baik untuk pertumbuhan bayi sampai sia berusia 6 bulan. Namun semakin bertambahnya usia bayi, ASI tidaklah mengandung cukup kalori dan kurang mengenyangkan seiring dengan makin aktifnya si kecil. Ada beberapa zat tambahan yang dibutuhkan anak, misalnya zat besi dan vitamin C yang banyak didapat dari sumber makanan. Jadi, anak tetap memerlukan makanan tambahan untuk kebutuhan gizinya juga untuk menghindari resiko anemia.

6.        Mitos: Baby walker membantu anak berlatih berjalan
Fakta: Justru sebaliknya, baby walker dapat menghambat perkembangan motorik anak. Anak tanpa baby walker dapat lebih bebas bergerak, berguling, duduk dan berdiri serta bermain di lantai yang merupakan dasar untuk belajar berjalan. Penelitian pada saudara kembar menunjukan kembar yang menggunakan baby walker mengalami gangguan motorik berjalan ketimbang saudaranya. Baby walker tidak lagi disarankan karena menjadi penyebab utama kecelakaan pada bayi usia 5-15 bulan.

7.       Mitos: Gurita mencegah perut buncit

Faktanya pemakaian gurita pada bayi—terutama bayi perempuan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan upaya pencegahan agar perut anak Anda tidak melar ketika ia dewasa. Ketika dilahirkan, semua bayi memang memiliki perut yang ukurannya lebih besar daripada dada. Seiring pertambahan usia, perut bayi akan kelihatan mengecil dengan sendirinya. Pemakaian gurita malah sebaiknya dihindari karena membuat bayi Anda susah bernapas. Pasalnya, pada awal kehidupan, bayi bernapas dengan menggunakan pernapasan perut sebelum ia belajar menggunakan pernapasan dada. Pemakaian gurita yang menekan perut bisa membatasi jumlah udara yang dihirupnya.
Mitos ini tak benar, karena organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Dinding perut bayi masih lemas, volume organ-organ tubuhnya pun tak sesuai dengan rongga dada dan rongga perut yang ada karena sampai 5 bulan dalam kandungan, organ-organ ini terus tumbuh sementara tempatnya sangat terbatas. Jika bayi menggunakan gurita maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ ini akan terhambat. Kalau mau tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan sehingga jantung dan paru-paru bias berkembang. Bila gurita digunakan agar tali pusar bayi tidak bodong, sebaiknya pakaikan hanya disekitar pusar dan ikatannya longgar. Jangan sampai dada dan perut tercekik sehingga jantung tidak bias berkembang dengan baik karena gurita yang terlalu kencang.

8.        Mitos: Pusar ditempel uang logam supaya tidak bodong
Faktanya pusar menonjol atau sering diistilahkan bodong pada bayi adalah kondisi yang wajar. Sebab, otot dinding perut pada bayi masih lemah sehingga bisa mempengaruhi bentuk pusar. Seiring bertambah kuatnya dinding perut, bentuk pusar juga akan mengalami perubahan.
Pusar bayi bisa menonjol akibat terlalu banyak menangis atau ‘ngulet’. Kondisi ini sering dialami bayi yang alergi susu sapi atau formula. Atau, pada bayi ASI yang sensitif serta memiliki bakat alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya. Misal, makanan laut, cokelat, telur, kacang tanah, serta produk makanan yang mengandung susu.
.

9.       Mitos: Bedong agar kaki bayi tidak bengkok
Fakta: Tidak ada hubungan antara membedong dengan kekuatan kaki atau struktur kaki bayi. Justru bayi akan lebih mudah bergerak untuk melatih kaki dan tangannya, jika bedong dilakukan dengan longgar. Biarkan kaki dan tangan bayi bebas bergerak.
Membedong anak sekuat mungkin tidak ada hubungannya sama sekali untuk meluruskan kaki bayi. Semua kaki bayi memang bengkok pada awalnya. Hal ini berkaitan dengan posisi bayi yang meringkuk di dalam rahim. Nanti, dengan semakin kuatnya tulang anak dan kian besarnya keinginan untuk bisa berjalan, kaki anak akan lempeng sendiri. Perkembangan fisiologis kaki memang seperti itu.

10.    Mitos: Bawang yang dicampur minyak dikenal bias menurunkan panas
Faktanya secara ilmiah benar, karena bawang adalah tumbuhan yang mengeluarkan minyak yang mudah menguap dan menyerap panas.

11.    Mitos: Upacara tedak siti (menginjak tanah) saat bayi 6-7 bulan
Faktanya secara ilmiah pun ternyata salah, karena pas dengan usia reflex menapak bayi. Di permukaan badan terdapat putik saraf yang bias menjadi sensor tekanan. Saraf ini tumbuh saat bayi 6-7 bulan, bersamaan dengan tumbuhnya struktur otak untuk keseimbangan dan alat-alat keseimbangan untuk posisi berdiri. Tak heran jika di usia ini bayi sudah mulai belajar menapak.

12.    Mitos: Hidung ditarik agar mancung
Faktanya ini jelas salah, karena tidak ada hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung atau tidaknya hidung. Mancung atai tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung yang sifatnya bawaan.

13.    Mitos: Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak kelaparan
Faktanya hal ini salah, karena pasalnya usus bayi diusia ini belum punya enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang begitu tinggi. Akibatnya bayi jadi sembelit, karena makanan padat pertama adalah di usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan padat kedua yaitu bubur tim.

14.    Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari
Mungkin yang tepat adalah jangan pergi ke tempat yang penuh orang (crowded). Banyak orang berarti banyak kuman penyakit. Kalau kepadatan pada suatu ruangan tinggi, maka penyakit pun tinggi. Misalnya ke mal atau membawa bayi ke perhelatan. Ingat kekebalan bayi masih sangat rentan saat usianya dibawah 40 hari. Jadi, dibawah setahun sebaiknya jangan dibawa ke mal, kecuali memang sangat penting dan hanya sebentar.


1 komentar:

  1. The best live casino site 2021
    Here's a look at the top live casinos that are legal and safe. The most popular and popular gambling games available in NJ are blackjack, ‎Casino Games · ‎Live Dealer Games · luckyclub ‎Live Casino Games

    BalasHapus