Ku jatuhkan
badan ini diatas tempat tidur. Tidur merupakan hal yang paling aku inginkan
sepulang kuliah. Hmm, Konsep Kebidana dan Keterampilan Dasar Kebidanan telah
membuat otakku berputar siang ini. Ku tarik nafas panjang kemudian perlahan ku
keluarkan dan mulai ku pejamkan mata. Berharap semoga siang ini aku dapat
tertidur pulas.
Dreett.. drett..
Getar ponsel yang membuatku terbangun dari
tidur. Ku lihat 1 pesan baru dari Kak Reihan.
“Belinda, Dire meninggal”.
Aku tak percaya membacanya. Ku kumpulkan
seluruh nyawaku yang mungkin masih bermain-main dalam mimpi untuk kembali
membaca pesan ini.
“Belinda, Dire meninggal”. Pesan ini yang
berisi sama.
Aku tak percaya dan tak ku sadari air mata
ini menetes. Segera ku telpon Kak Reihan.
“halo Kak, ada apa sama Dire?”. Tanyaku
dengan nada penasaran.
“Dire meninggal”. Jawab Kak Reihan pasrah.
“Benarkah ? tapi aku tak percaya!”. Ucapku
dengan isak tangis.
“Benar Bel. Dire kecelakaan, sekarang dia
berada di Rumah Sakit. Jenazahnya sebentar lagi akan dibawa ke rumah”. Jawab
Kak Reihan dengan panik dan memutuskan telpon.
Aku
beranjak bangun dari tempat tidur. Aku berlari meninggalkan asrama. Segera aku
naiki bis dengan jurusan Cirebon-Tasik.
“Aku kangen Dire, semenjak tinggal di
asrama aku belum sempet bertemu kembali. Dire gak mungkin meninggal. Semalam
dia memberi aku kabar walau lewat sms. Kita pun masih punya janji akan nonton
Breaking Dawn part 2 akhir pekan ini. Ya Allah jangan ambil Dire secepat itu”.
Pintaku dalam hati.
Aku
pun sampai di depan rumah Dire. Rumahnya terlihat sepi. Pikirku tak mungkin
Dire meninggal jika rumahnya sesepi ini. Aku tersenyum dan merasa lega, mungkin
ini hanya lelucoan dari Kak Reihan saja.
“Neng, cari Dire ya ?”. Tanya seorang ibu
yang mengagetkanku. Ia adalah Ibu Siti salah satu tetangga Dire yang ramah.
“Betul Bu, Dire ada dimana ya?. Tanyaku
pada Ibu tersebut.
“Dire sudah berada dirumahnya yang
baru,Neng”. Jawabnya dan pergi meninggalkanku sendirian.
Ya, aku ingat Dire memang memiliki rumah
baru. Mendengar perkataan Ibu Siti aku kembali panik dan bergegas menuju rumah
tersebut.
Aku
berjalan sedikit berlari, mempercepat langkah kakiku. Berharap kabar yang aku
dengar dari Kak Reihan itu adalah salah.
‘Ya allah, aku belum siap jika Dire benar-benar
meninggalkanku”. Ucapku tak kuasa aku menahan air mata.
Ketika aku sampai halaman rumahnya ku lihat
telah ada bendera kuning yang menandakan kematian. Aku lemas, tapi aku masih
tak percaya jika itu adalah kematian Dire. Sebelum aku masuk rumah untuk
memastikannya ku lihat ibu-ibu keluar dari rumah Dire dan berkata pada ku “Dire
udah meninggal, Dire sedang di kebumikan”. Aku kembali menangis.
DERRRRH!
Suara petir
jatuh kebumi. Hujan pun turun membasahiku. Tak kuasa aku menangis karena aku
tak siap kehilangannya. Aku berlari ditengah hujan yang terus mengguyur bumi.
Kulihat Dire dimasukan keliang kubur. Kali
ini isak tangisku kali ini tak bisa terkendalikan. Teman-teman prihatin
melihatku dan menenangkanku. Aku tak kuasa melihat Dire benar-benar pergi untuk
selamanya. Aku tak percaya Dire pergi di usianya yang masih muda. Aku tak
percaya Dire bukanlah jodohku. Aku kehilangan sosok Dire yang selalu menemaniku
disaat suka dan duka selama 2tahun.
Aku
cinta Dire apa adanya. Aku sayang Dire dan aku butuh Dire. Banyak waktu yang
terlalu indah yang telah aku habiskan
bersama Dire dan itu sulit dilupakan. Masa-masa
waktu backstreet sampe akhirnya mendapat restu dari orangtua ku. Kenangan waktu
les bahasa inggris bareng. Rayain ultah aku yang ke-17 dengan sempurna bersama
Dire. Aku yang selalu bolos sekolah buat main sama Dire. Di ajarin berenang
samaDire. Dire gak pernah biarin aku kemana-mana pergi sendirian. Kalau Dire shopping pasti selalu aku yang diminta
nemenin dia karena Dire paling susah pilih baju sendiri. Jika aku punya tugas
kesenian dari sekolah pasti selalu Dire yang mengerjakan dan hasilnya selalu
super. Ketika aku kecelakaan dan di rawat di rumah sakit dengan setianya Dire
selalu menjagaku. Ingat waktu kita
hunting foto di situ gede, Dire bilang “sayang, kita foto prawedding
yuks”.
Bukan Cuma aku yang sedih kehilangan sosok
Dire. Tapi mamah papah juga kakak ku pun sama. Kami sayang Dire. Ya Allah
semoga Dire bahagia disana, semoga Dire berada di tempat paling indah di
sisi-Mu. Ya Allah pertemukan aku dan Dire di surga nanti.
I Love Dire Kurnia drajat
db 081010 bb Forever and ever :*
Lahir
: 16 Agustus 1993
Wafat
: 27 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar