Rabu, 28 November 2012

Selasa Kelabu


 BUGH..
Ku jatuhkan badan ini diatas tempat tidur. Tidur merupakan hal yang paling aku inginkan sepulang kuliah. Hmm, Konsep Kebidana dan Keterampilan Dasar Kebidanan telah membuat otakku berputar siang ini. Ku tarik nafas panjang kemudian perlahan ku keluarkan dan mulai ku pejamkan mata. Berharap semoga siang ini aku dapat tertidur pulas.
Dreett.. drett..
Getar ponsel yang membuatku terbangun dari tidur. Ku lihat 1 pesan baru dari Kak Reihan.
“Belinda, Dire meninggal”.
Aku tak percaya membacanya. Ku kumpulkan seluruh nyawaku yang mungkin masih bermain-main dalam mimpi untuk kembali membaca pesan ini.
“Belinda, Dire meninggal”. Pesan ini yang berisi sama.
Aku tak percaya dan tak ku sadari air mata ini menetes. Segera ku telpon Kak Reihan.
“halo Kak, ada apa sama Dire?”. Tanyaku dengan nada penasaran.
“Dire meninggal”. Jawab Kak Reihan pasrah.
“Benarkah ? tapi aku tak percaya!”. Ucapku dengan isak tangis.
“Benar Bel. Dire kecelakaan, sekarang dia berada di Rumah Sakit. Jenazahnya sebentar lagi akan dibawa ke rumah”. Jawab Kak Reihan dengan panik dan memutuskan telpon.

            Aku beranjak bangun dari tempat tidur. Aku berlari meninggalkan asrama. Segera aku naiki bis dengan jurusan Cirebon-Tasik.
“Aku kangen Dire, semenjak tinggal di asrama aku belum sempet bertemu kembali. Dire gak mungkin meninggal. Semalam dia memberi aku kabar walau lewat sms. Kita pun masih punya janji akan nonton Breaking Dawn part 2 akhir pekan ini. Ya Allah jangan ambil Dire secepat itu”. Pintaku dalam hati.

            Aku pun sampai di depan rumah Dire. Rumahnya terlihat sepi. Pikirku tak mungkin Dire meninggal jika rumahnya sesepi ini. Aku tersenyum dan merasa lega, mungkin ini hanya lelucoan dari Kak Reihan saja.
“Neng, cari Dire ya ?”. Tanya seorang ibu yang mengagetkanku. Ia adalah Ibu Siti salah satu tetangga Dire yang ramah.
“Betul Bu, Dire ada dimana ya?. Tanyaku pada Ibu tersebut.
“Dire sudah berada dirumahnya yang baru,Neng”. Jawabnya dan pergi meninggalkanku sendirian.
Ya, aku ingat Dire memang memiliki rumah baru. Mendengar perkataan Ibu Siti aku kembali panik dan bergegas menuju rumah tersebut.

            Aku berjalan sedikit berlari, mempercepat langkah kakiku. Berharap kabar yang aku dengar dari Kak Reihan itu adalah salah.
‘Ya allah, aku belum siap jika Dire benar-benar meninggalkanku”. Ucapku tak kuasa aku menahan air mata.
Ketika aku sampai halaman rumahnya ku lihat telah ada bendera kuning yang menandakan kematian. Aku lemas, tapi aku masih tak percaya jika itu adalah kematian Dire. Sebelum aku masuk rumah untuk memastikannya ku lihat ibu-ibu keluar dari rumah Dire dan berkata pada ku “Dire udah meninggal, Dire sedang di kebumikan”. Aku kembali menangis.
DERRRRH!
Suara petir jatuh kebumi. Hujan pun turun membasahiku. Tak kuasa aku menangis karena aku tak siap kehilangannya. Aku berlari ditengah hujan yang terus mengguyur bumi.
Kulihat Dire dimasukan keliang kubur. Kali ini isak tangisku kali ini tak bisa terkendalikan. Teman-teman prihatin melihatku dan menenangkanku. Aku tak kuasa melihat Dire benar-benar pergi untuk selamanya. Aku tak percaya Dire pergi di usianya yang masih muda. Aku tak percaya Dire bukanlah jodohku. Aku kehilangan sosok Dire yang selalu menemaniku disaat suka dan duka selama 2tahun.

            Aku cinta Dire apa adanya. Aku sayang Dire dan aku butuh Dire. Banyak waktu yang terlalu indah yang telah aku  habiskan bersama Dire dan itu  sulit dilupakan. Masa-masa waktu backstreet sampe akhirnya mendapat restu dari orangtua ku. Kenangan waktu les bahasa inggris bareng. Rayain ultah aku yang ke-17 dengan sempurna bersama Dire. Aku yang selalu bolos sekolah buat main sama Dire. Di ajarin berenang samaDire. Dire gak pernah biarin aku kemana-mana pergi sendirian. Kalau  Dire shopping pasti selalu aku yang diminta nemenin dia karena Dire paling susah pilih baju sendiri. Jika aku punya tugas kesenian dari sekolah pasti selalu Dire yang mengerjakan dan hasilnya selalu super. Ketika aku kecelakaan dan di rawat di rumah sakit dengan setianya Dire selalu menjagaku. Ingat  waktu kita hunting foto di situ gede, Dire bilang “sayang, kita foto prawedding yuks”.  
Bukan Cuma aku yang sedih kehilangan sosok Dire. Tapi mamah papah juga kakak ku pun sama. Kami sayang Dire. Ya Allah semoga Dire bahagia disana, semoga Dire berada di tempat paling indah di sisi-Mu. Ya Allah pertemukan aku dan Dire di surga nanti.
I Love Dire Kurnia drajat
db 081010 bb Forever and ever :*
Lahir    : 16 Agustus 1993
Wafat  : 27 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar